Situasi kemudian menjadi penuh emosi dan kekacauan sampai membuat Rendra mengalami serangkaian kekerasan fisik, mulai dari gigitan hingga pukulan. WIP seperti sengaja teriak untuk membuat kegaduhan seolah-olah Rendra berbuat yang tidak baik di lokasi tersebut.
“Akhirnya kami saling tarik menarik dan memperebutkan ER hingga keluar jalan. Saat itu, saya tidak melakukan perlawanan apapun walaupun saudari Winda menggigit saya, melukai beberapa bagian tubuh saya, menendang, mencengkeram, dan mencakar tubuh saya,” kata Rendra.
Begitu pula dengan kedua orang tua WIP yakni IY dan Z, Rendra mendapatkan kekerasan dari IY berupa tinjuan, pukulan, cekikan cengkeraman dengan menggunakan cincin batu yang cukup tajam, kemudian Z juga melakukan kekerasan terhadap Rendra berupa cakaran, pukulan, bahkan hingga baju Rendra robek.
“Bahkan menelanjangi saya sehingga beberapa bagian tubuh saya mengalami luka-luka yang cukup banyak, baik luka cakaran, pukulan gigitan, ” jelas Rendra.
Kondisi tersebut membuat Rendra dibawa ke IGD RSUD Raden Mattaher untuk dirawat inap. Sebelum kejadian tersebut terjadi, Rendra juga pernah mengalami ancaman serius saat mengunjungi rumah WIP. Kedatangan Rendra pada Kamis itu, sengaja meminta saudaranya bernama Salam untuk menemani, mengingat ia pernah dikejar menggunakan pisau oleh adik kandung WIP berinisial A tanpa alasan yang jelas.
“Saya ingin menggendong dan bermain dengan anak saya, sebelum berangkat umroh. Saya malah dikeroyok oleh saudari WIP, ibu dan ayahnya, serta para bodyguard sekaligus tetangga dari WIP yang sebenarnya tidak mengetahui asal muasal keributan kami, sampai terjadi tarik menarik yang dilakukan oleh saya dan WIP. Saya tidak melakukan perlawanan apapun, saya hanya fokus kepada ER karena posisi ER dalam pelukan saya, saudari WIP hanya berusaha bagaimana ER tetap bisa berada dalam penguasanya,” ucap Rendra.
Rendra mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan psikolog di Jakarta, ER yang masih berusia 4 tahun itu mengalami traumatis sejak tinggal bersama WIP merasa tertekan. Rendra juga menayangkan video ketika anaknya diambil paksa dari tangan orang tua Rendra di Jakarta.
Meskipun sekarang mengalami kejadian yang traumatis, Rendra tetap berusaha untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai seorang ayah. Ia berharap agar pihak kepolisian dapat mengusut kasus ini dengan serius dan menindaklanjuti laporan yang telah ia buat. Rendra juga mengungkapkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa dirinya adalah korban kekerasan dalam rumah tangga.