VOJNEWS.ID – Hajatan politik pemilihan kepala daerah kali ini turut menjadi perhatian Orang Rimba, masyarakat adat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan.
Sehari menjelang pencoblosan mereka sudah berangsur keluar dari hutan dan membuat sudung—pondok sederhana beratapkan terpal, red) di pinggir desa, tempat TPS berada. Sebagian lainnya, memilih tinggal sementara di rumah bantuan sosial yang difungsikan sebagai rumah singgah oleh Orang Rimba.
Pemandangan ini dijumpai di SP-I Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Sarolangun, Jambi.
Pemilihan kepala daerah kali ini relatif lebih mudah di jalani Orang Rimba, berbeda jauh dari pemilihan legislatif beberapa bulan lalu yang membuat mereka kesulitan untuk melakukan pencoblosan.
Nari Bungo dari Taman Nasional Bukit Duabelas misalnya, bisa melakukan pemilihan karena dia bisa melihat gambar calon yang dipilih. Namun ketika di tanya apakah dia kenal calon-calon yang dipilih, Nari hanya tersenyum. “Hopi,” jawabnya singkat.
Senada Prabung, Orang Rimba lainnya, mengaku tidak kesulitan untuk memilih, karena surat suara dilengkapi dengan foto dan nomor yang terpampang dengan jelas. Hanya saja menentukan calon yang akan dipilih tidaklah mudah. Minimnya sosialisasi menjadikan mereka tidak mudah menentukan pilihan. “Nyoblonya mudah, karena ada gambar dan nomornya,” kata Prabung.
Prabung yang baru kemarin keluar dari rimba, belum mendapat informasi yang memadai tentang calon yang akan dipilih. Namun bisikan-bisikan dari sejumlah orang yang dikenalnya di desa menjadi panduan bagi Prabung untuk memilih.
Namun, bagaimana pun itu, Orang Rimba tetap senang mengjalani proses pesta demokrasi daerah ini. Tungganai Basemen misalnya, Orang Rimba selama beberapa waktu ini aktif terlibat dalam pemilihan ini karena Orang Rimba ingin menjadi bagian dari warga negara yang baik. Ketika diminta datang memilih, mereka ikut proses itu.
Dengan harapan siapapun yang terpilih mampu membawa kebaikan untuk Orang Rimba. “Kami haropko, rajo nang kemuko memberiko perhatian unttuk kamia Orang Rimba, sampai ke anak cucu kami nanti,” kata Tungganai.