Namun demikian, meningkatnya suplai tidak serta-merta menghilangkan persoalan antrean.
“Fakta di lapangan masih banyak antri dimana-mana. Saya sudah mendapatkan laporan dari Sales Area Manager saya sudah ada 3.500 nomor polisi yang diblokir,” katanya.
Lebih jauh, Andre Rosiade menyoroti munculnya modus-modus baru dalam penyelewengan BBM subsidi. Meskipun Pertamina telah memblokir ribuan nomor polisi, pelaku diduga tetap beraksi dengan menggunakan kendaraan berkapasitas tangki besar.
“Meskipun sekarang Pertamina sudah blokir nomor polisinya. Tapi truck atau mobil lansir itu pakai tangki besar yang mencapai ratusan liter untuk konsumsi BBM,” pungkasnya.
Andre Rosiade berharap langkah-langkah tegas dan kolaboratif antara Pertamina, pemerintah, dan aparat hukum dapat memutus rantai mafia BBM. Dengan begitu, BBM subsidi benar-benar dinikmati oleh mereka yang berhak, dan masyarakat tidak lagi harus mengantre berjam-jam hanya untuk mendapatkan bahan bakar.






