VOJNEWS.ID – Sejumlah petani padi di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, lebih memilih menjual gabah hasil panen mereka ke luar daerah, terutama ke Sumatera Barat (Sumbar). Alasannya sederhana, harga yang ditawarkan pedagang di Sumbar jauh lebih tinggi dibandingkan harga di Jambi.
Melihat kondisi tersebut, Gubernur Jambi, Al Haris, meminta Perum Bulog Kanwil Jambi segera turun tangan. Ia menegaskan Bulog harus berani membeli gabah petani Bungo dengan harga yang lebih kompetitif agar tidak terus kalah bersaing dengan daerah tetangga.
“Kita mendorong ada berapa luas sawah di Bungo yang produksinya bagus, tetapi petani kita cenderung menjual ke Sumatera Barat. Saya sudah bilang ke Bulog beli cepat, karena Sumbar lebih mahal harganya,” ujar Al Haris, Selasa (18/11/2025).
Menurut Al Haris, Bulog Sumatera Barat diketahui membeli gabah kering petani Bungo dengan harga mencapai Rp7.000 per kilogram, angka yang sulit ditandingi oleh pembeli lokal. Kondisi ini membuat aliran gabah dari Bungo ke Sumbar semakin besar setiap musim panen.
Tak hanya soal harga, Al Haris juga menyinggung fenomena menarik terkait beras yang dikenal masyarakat luas sebagai Beras Solok. Ia mengungkapkan bahwa sebagian beras yang diberi label Beras Solok tersebut sebenarnya berasal dari gabah petani Bungo.
“Beras Solok yang enak itu beli ke Bungo sebagian,” jelas Al Haris.






