KKI Warsi Salurkan Dana Hibah Untuk 7 OBM Pengelola Perhutanan Sosial di Sumatera

KKI Warsi salurkan dana hibah untuk 7 OBM pengelola perhutanan sosial di Sumatera
KKI Warsi salurkan dana hibah untuk 7 OBM pengelola perhutanan sosial di Sumatera

VOJNEWS.ID – Dalam mendukung keberlanjutan pengelolaan hutan berbasis masyarakat, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menyalurkan dana hibah kepada sejumlah organisasi berbasis masyarakat (OBM) yang mengelola perhutanan sosial.

Pada periode ini, sebanyak tujuh organisasi masyarakat dari Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Barat mendapat hibah dengan kurun waktu kegiatan satu tahun. Penyerahan hibah dilakukan secara simbolis dengan penandatanganan kontrak kerja sama antara KKI Warsi dan 7 organisasi pada Sabtu, 21 Desember 2024 di Kota Jambi.

Bacaan Lainnya

Penyaluran hibah ini merupakan hasil kerja sama konsorsium KKI Warsi, Walhi, Aksi, dan IUCN NL yang didukung oleh Uni Eropa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian komunitas lokal dalam menjaga serta memanfaatkan sumber daya hutan secara berkelanjutan. Dalam acara penyerahan yang berlangsung di Jambi, Direktur KKI Warsi, Adi Junedi, menyampaikan bahwa hibah ini merupakan bagian dari program jangka panjang Warsi untuk mendukung implementasi perhutanan sosial.

“Program ini adalah kerja sama antara Walhi Sumbar, Walhi Jambi, dan Aksi yang bahu-membahu dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perhutanan sosial. Hibah akan dibuka tiap tahun dengan harapan penerima manfaat semakin merata,” kata Adi Junedi.

Pengelolaan program hibah, yang dikenal sebagai Warsi Grant Management (WGM), tidak hanya menyalurkan dana tetapi juga memberikan pelatihan, peningkatan kapasitas, serta memperkuat jejaring antara organisasi masyarakat. Salah satu langkah awal sebelum penandatanganan adalah pelatihan administrasi dan keuangan bagi tujuh organisasi penerima hibah untuk memastikan pengelolaan dana yang transparan dan efektif.

“Mandat WGM tidak hanya sebatas penyaluran dana hibah, tetapi juga mencakup peningkatan kapasitas dan jejaring. Kami memperkuat hubungan antara organisasi berbasis masyarakat, serta membuka jejaring pasar bagi organisasi yang mengembangkan usaha berbasis perhutanan sosial,” tambah Adi.

Selain itu, setiap organisasi masyarakat juga didampingi oleh fasilitator lapangan yang membantu dalam perencanaan program, memantau pelaksanaan, dan memastikan pelaporan yang tepat waktu. Kegiatan yang didukung meliputi penguatan kelembagaan, penjagaan dan perlindungan kawasan hutan, serta pengembangan ekonomi masyarakat.

Salah satu contoh penerima hibah adalah KUPS Harapan Asri Nagari Sijunjung, Sumatera Barat. Kelompok ini mengusulkan pembangunan rumah produksi untuk usaha jamur tiram mereka yang sedang berkembang.

Kelompok usaha yang digawangi oleh lima perempuan ini mampu memproduksi jamur dengan pendapatan mencapai Rp800 ribu per bulan. Ketua KUPS, Rita Purnama Sari, menyampaikan bahwa produksi dapat meningkat jika ada fasilitas lumbung atau rumah produksi yang memadai.

Pos terkait