Ratusan TKA Masih Kuasai Perusahaan di Jambi, Ahli Lokal Terasingkan

ilustrasi-doc.voj
ilustrasi-doc.voj

VOJNEWS.ID, JAMBI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi menaruh perhatian serius terhadap keberadaan ratusan tenaga kerja asing (TKA) yang hingga kini masih mendominasi di sejumlah perusahaan besar. Pemerintah berkomitmen menyeimbangkan kebutuhan pekerja asing dengan peluang bagi tenaga kerja lokal.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi, Akhmad Bestari, menyatakan pihaknya tengah mengkaji alasan perusahaan tetap mengandalkan TKA di posisi tertentu. Menurutnya, perlu dipastikan apakah memang benar tenaga kerja lokal tidak mampu mengisi posisi tersebut.

“Kalau memang tidak ada SDM lokal yang sesuai kualifikasi, tentu tidak masalah. Tetapi kalau sebenarnya bisa diisi orang kita, ini harus ditinjau ulang,” tegas Bestari, Minggu (21/9/2025).

Ia menjelaskan, penggunaan TKA umumnya terkait dengan klausul investasi. Investor kerap mensyaratkan agar pekerja dari negara asal mereka masuk dalam struktur perusahaan. “Ibarat meminjamkan modal, lalu menitipkan orang untuk ikut bekerja,” ujarnya memberi perumpamaan.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan jumlah TKA di Jambi tidak pernah berkurang signifikan dari tahun ke tahun. Padahal, jika mereka benar-benar tenaga ahli, seharusnya terjadi proses alih teknologi yang memungkinkan pekerja lokal menggantikan posisi mereka secara bertahap.

Berdasarkan data Disnakertrans, saat ini terdapat 159 warga negara asing yang bekerja di perusahaan besar di Jambi. Angka itu relatif stagnan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, berakhirnya kontrak TKA lebih sering disebabkan habis masa kerja atau selesainya proyek, bukan karena digantikan tenaga kerja lokal.

Di sektor pertambangan dan energi, sejumlah perusahaan besar—termasuk yang beroperasi di kawasan PetroChina—masih mempekerjakan TKA dengan jumlah tetap. Kondisi ini memunculkan tanda tanya besar mengenai sejauh mana perusahaan menjalankan kewajiban untuk mengutamakan tenaga kerja lokal.

“Setiap perusahaan punya standar sendiri. Pemerintah daerah berusaha menyiapkan tenaga kerja lokal agar sesuai dengan kualifikasi. Tetapi kenyataannya, keputusan akhir biasanya ditentukan manajemen pusat perusahaan, bahkan sering berasal dari Jakarta,” terang Bestari.

Hingga kini, serapan tenaga kerja lokal di Jambi masih dominan pada level menengah ke bawah. Sementara posisi strategis dan teknis bernilai tinggi, justru lebih banyak diisi oleh pekerja asing maupun kebijakan perusahaan pusat.

Pos terkait