Diduga kuat ledakan berasal dari ban yang ditambal, yang menyebabkan Kelvan terpental dan mengalami luka berat di bagian kepala dan wajah akibat semburan angin dan serpihan karet ban.
Pemilik bengkel, Antoni, bersama seorang saksi lain bernama Pinan Simanjuntak, segera melarikan korban ke Puskesmas Tempino. Namun sayangnya, nyawa Kelvan tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia setibanya di fasilitas kesehatan tersebut.
Pihak keluarga korban menolak proses visum dan otopsi. Jenazah pun langsung dibawa kembali ke kampung halaman untuk dimakamkan.
Kapolsek Mestong, AKP Jabidi, mengonfirmasi bahwa Kelvan hanya merupakan pekerja serabutan di bengkel tersebut, bukan karyawan tetap, dan dugaan awal penyebab ledakan adalah karena tekanan angin yang berlebihan saat pengisian ban.
