Di tengah ekspansi dana dan kehati-hatian kredit, sisi profitabilitas mengalami tekanan. ROA Bank Jambi melemah dari 3,49 persen menjadi 3,34 persen, sedangkan ROE turun dari 14,79 persen menjadi 12,83 persen. Penurunan ROE ini tidak hanya disebabkan oleh perlambatan intermediasi, tetapi juga oleh mekanisme pengenceran alami setelah adanya tambahan modal setor yang cukup besar.
Modal yang meningkat tersebut memperkuat struktur keuangan Bank Jambi dan menjadi fondasi kuat untuk ekspansi jangka panjang, tetapi di sisi lain belum sepenuhnya berubah menjadi pendapatan yang memadai. Dampaknya terlihat jelas pada rasio KPMM yang mencapai 42,99 persen—jauh di atas ketentuan regulator—menggambarkan bahwa kapasitas modal bank berada pada posisi sangat longgar, namun belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pertumbuhan kredit maupun peningkatan sumber pendapatan baru. Dengan kapitalisasi sebesar itu, Bank Jambi sebetulnya berada pada posisi ideal untuk mendorong ekspansi agresif, tetapi manajemen memilih menjaga kehati-hatian sambil memastikan kualitas aset tetap sehat.
Memasuki semester kedua, efek transformasi digital mulai semakin terasa. Efisiensi operasional meningkat, layanan bergerak menuju standar modern, dan berbagai sistem internal mulai diperbarui agar lebih tahan terhadap tekanan volume transaksi yang meningkat.
Ekosistem pembayaran daerah, termasuk kanal digital untuk layanan pemerintahan, memberikan kontribusi fee based income yang menjadi bantalan penting di tengah margin yang menurun. Sepanjang 2025, Bank Jambi juga meraih sejumlah penghargaan nasional, mulai dari apresiasi atas transformasi layanan digital, penguatan tata kelola, hingga pencapaian sebagai salah satu BPD dengan pertumbuhan aset tercepat tahun ini. Pengakuan tersebut mempertegas posisi Bank Jambi sebagai institusi yang bukan hanya berorientasi ekspansi, tetapi juga berhasil menumbuhkan reputasi kelembagaan yang lebih kuat.
Saat Desember 2025 tiba dan tahun ditutup, Bank Jambi berada pada posisi yang solid. Aset tumbuh, dana masyarakat menguat, modal berada pada level yang sangat sehat, dan transformasi digital berjalan konsisten.
Meski beberapa indikator—terutama ROE dan kualitas kredit—memerlukan perhatian dan penyesuaian strategi, tahun 2025 menjadi cermin bahwa bank ini sedang berada dalam fase transisi menuju institusi yang lebih modern dan kompetitif. Dengan dukungan KUB bank bjb serta fondasi permodalan yang luas, Bank Jambi menutup 2025 sebagai BPD yang semakin diperhitungkan dalam lanskap perbankan nasional, siap menapaki 2026 dengan struktur yang lebih siap, kuat, dan terarah.






