“Jadi seluruh stakeholder rumah sakit harus mengevaluasi dan menyelesaikan seluruh hutang piutang, kita harus optimis untuk menyelesaikan ini,” tegasnya.
Kekosongan obat fentanyl ini dikarenakan pihak rumah sakit belum membayarkan hutang piutang kepada perusahaan kimia farma. Hal ini menjadi sebab distributor untuk menghentikan sementara waktu pendistribusian obat ke RSUD Raden Mattaher Jambi.
“Harganya itu tidak mahal, namun distributornya tidak kooperatif, harusnya perusahaan seperti itu obatnya jangan di monopoli, jadi kita bisa beli di rumah sakit dan apotek. Semua rumah sakit kan ada hutang, harusnya perusahaan tidak seperti itu, terutama obat-obatan yang berkaitan dengan pasien,”ujar Anton.