“Mengingat ini adalah kegiatan investasi, maka Pemerintah Kota harus memfasilitasi persolaan ini dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat. Untuk mencarikan solusi terbaik bagi masyarakat dan bagi investor,” pungkasnya.
Penolakan terhadap keberadaan stockpile batu bara PT SAS datang dari masyarakat setempat. Salah seorang warga berinisial A menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak jangka panjang yang ditimbulkan, terutama risiko terhadap kesehatan dan lingkungan.
“Kami selaku warga sekitar menolak tegas keberadaan stockpile batubara ini, jangan pikirkan masa sekarang. Tapi pikirkan di masa yang akan datang dampaknya yang merasakan masyarakat,” ungkap narasumber berinisial A.
Senada dengan itu, Pengamat Politik Jambi Nasroel Yasir juga menyoroti potensi kerusakan lingkungan akibat aktivitas tersebut. Ia mengingatkan bahwa penumpukan batu bara tidak hanya berdampak pada peningkatan suhu udara dan polusi, tetapi juga memperburuk kondisi infrastruktur jalan.
“Banyak dampak yang ditimbulkan, lingkungan, cuaca, dan jalan. Batu bara itu panas,” kata Nasroel Yasir.
