VOJNEWS.ID – Sekitar seratus mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Jambi menggelar unjuk rasa di depan gerbang utama Markas Polda Jambi, Rabu (28/5/2025). Aksi tersebut menuntut aparat kepolisian segera menahan para tersangka kasus dugaan premanisme dan pengrusakan gudang ekspedisi yang terjadi sejak 2023.
Massa aksi membentangkan spanduk dan poster bertuliskan kritik tajam terhadap kinerja kepolisian. Sejumlah spanduk bertuliskan “Berantas Premanisme, Tangkap Pelaku” dan “Tugas Polisi Mengayomi, Bukan Tidur”, bahkan diikat di pagar markas kepolisian.
Dalam orasinya, mahasiswa menuding Polda Jambi melakukan pembiaran terhadap kasus yang telah berlarut selama hampir dua tahun. Mereka juga menyoroti ketimpangan dalam penegakan hukum.
“Polda Jambi jangan menutup mata, temui kami di sini,” teriak seorang orator dari atas mobil komando.
Dalam orasinya, mahasiswa menuding Polda Jambi melakukan pembiaran terhadap kasus yang telah berlarut selama hampir dua tahun. Mereka juga menyoroti ketimpangan dalam penegakan hukum.
“Polda Jambi jangan menutup mata, temui kami di sini,” teriak seorang orator dari atas mobil komando.
Situasi sempat memanas saat demonstran mendesak masuk untuk menemui penyidik kasus. Saling dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian tak terelakkan, namun kericuhan berhasil diredam.
Aksi akhirnya mereda setelah perwakilan mahasiswa diperkenankan bertemu dengan penyidik yang menangani kasus tersebut.
Dalam pertemuan itu, pihak kepolisian menandatangani pakta integritas yang disodorkan mahasiswa. Isi pakta mencakup komitmen memberantas premanisme tanpa tebang pilih, serta menindak pelaku pengrusakan gudang ekspedisi agar menimbulkan efek jera.
