Menurut mereka, Desa Pematang Jering merupakan sentra produksi ikan air tawar yang mampu menghasilkan 10 hingga 15 ton per hari.
“Jangan sampai kami dikorbankan demi batubara,” ujar seorang warga lainnya dengan nada kecewa.
Masyarakat juga mendesak agar regulasi jalur angkut (hauling) batubara di sepanjang Sungai Batanghari dievaluasi ulang demi keselamatan warga dan keberlangsungan usaha perikanan.
Insiden ini menambah deretan kecelakaan yang melibatkan tongkang batubara di wilayah Jambi. Sebelumnya, tongkang batubara juga menabrak struktur pelindung tiang Jembatan Gentala Arasy, Jembatan Aurduri I, dan Jembatan Tambesi.