VOJNEWS.ID, JAMBI — Realisasi penyaluran Transfer ke Daerah (TKD) triwulan III tahun 2025 untuk Provinsi Jambi mencapai 76 persen atau sekitar Rp11,6 triliun. Angka ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat kapasitas fiskal daerah melalui optimalisasi dana pusat untuk pembangunan.
“Capaian tersebut menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penyaluran TKD tumbuh sebesar 5,38 persen (ctc),” ujar Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jambi, Tunas Agung Jiwa Brata, di Jambi, Jumat (7/11).
Menurut Agung, pertumbuhan tersebut menjadi sinyal positif bahwa pengelolaan keuangan daerah di Jambi semakin baik. Hal ini sekaligus mencerminkan sinergi kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga kesinambungan fiskal.
Dari berbagai komponen dana yang disalurkan, Dana Bagi Hasil (DBH) mencatat pertumbuhan tertinggi dengan realisasi mencapai Rp1,2 triliun. Sementara itu, Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik juga meningkat dengan nilai Rp82,4 miliar.
“DBH dan DAK non-fisik berperan penting dalam mendukung sektor prioritas, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur layanan publik di daerah,” tambahnya.
Secara spasial, capaian realisasi TKD di kabupaten dan kota di Jambi menunjukkan variasi cukup signifikan. Kabupaten Tebo menempati posisi tertinggi dengan realisasi 79,6 persen, menandakan efektivitas pengelolaan anggaran yang baik dan kesiapan daerah dalam menyerap dana transfer.
Sebaliknya, Kota Sungai Penuh mencatat capaian terendah sebesar 72,9 persen, yang menunjukkan masih adanya ruang untuk perbaikan dalam penyerapan anggaran.
Selain TKD, pemerintah juga telah menyalurkan transfer hibah tahap I melalui program Bio Carbon Fund plus Initiative for Sustainable Forest Landscape (BioCF-ISFL) pada Agustus 2025. Untuk Provinsi Jambi, nilai hibah yang diterima mencapai Rp8,2 miliar.
Dana tersebut merupakan bagian dari dukungan program pengelolaan lingkungan berbasis karbon, yang bertujuan meningkatkan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam di wilayah Jambi.
“Melalui dukungan ini, diharapkan Jambi dapat memperkuat komitmen menuju pembangunan berkelanjutan, sekaligus menjaga keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan,” tutup Agung.






