Menurut Febri, peningkatan kinerja industri minuman, serta industri pencetakan dan media reproduksi, didorong oleh penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di seluruh Indonesia pada akhir November ini. “Kemudian, persiapan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) juga memengaruhi meningkatnya kinerja industri minuman,” ujarnya.
Namun demikian, ada dua subsektor yang mengalami kontraksi: industri pengolahan lain dan industri reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan. Industri pengolahan lain didominasi oleh produk ekspor seperti bulu mata palsu, perhiasan, mainan anak, peralatan olahraga, dan alat musik, yang mengalami penurunan karena perlambatan ekonomi negara tujuan ekspor.
Berbeda dengan subsektor pemasangan dan reparasi mesin dan peralatan, kontraksi disebabkan oleh penurunan permintaan domestik karena peningkatan efisiensi selama masa ketidakpastian global.