“Itu dari 1.500 mungkin hanya ditemukan hanya satu, itupun ulatnya sudah mati. Mungkin ada kemasukan,” kata Woro.
Ia menilai kasus tersebut hanyalah insiden kecil yang bisa segera diatasi. Menurutnya, pihak sekolah sudah menghimbau siswa untuk segera melapor ke koordinator apabila menemukan makanan tidak layak konsumsi agar bisa diganti.
“Itu mungkin hanya sekedar miss. Sudah dihimbau kepada anak-anak minta cepat diganti dan dilapor sama bagian koordinator agar diberikan yang baru,” ujarnya.
Woro juga menegaskan bahwa lauk-pauk, terutama dari ikan, tidak bermasalah. Ia menduga permasalahan berasal dari sayur yang dimasak.
“Kalau lauk atau dari ikan tidak, karena dari ikan kan tidak ada yang basi. Itu mungkin dari sayur,” tegasnya.
Hingga artikel ini diterbitkan, pihak Dapur SPPG Pasir Putih 3 sebagai penyedia makanan masih belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini.