Ernawati, Perempuan Jambi Merajut Harapan Dari Tanah Terlantar Jadi Kolam Ikan Patin

Harapan mereka terjawab ketika uji laboratorium menunjukkan campuran itu mengandung 27 persen protein. Hasilnya, ikan-ikan di kolam tumbuh sehat, dan biaya produksi bisa ditekan jauh lebih rendah. Inovasi kecil itu mengubah segalanya.

Tahun 2019, Ernawati melangkah lebih jauh dengan mendirikan kelompok tani Harapan Maju. Kelompok ini bukan hanya wadah untuk berbagi pengalaman, tetapi juga untuk saling menguatkan. Mereka mengumpulkan modal bersama, membeli peralatan, hingga menjual pakan ikan hasil racikan dengan harga terjangkau kepada petani kecil lainnya.

“Kami tahu betapa sulitnya bagi petani kecil membeli bahan pakan dalam jumlah besar. Karena itu, aku pastikan siapa pun bisa membeli sesuai kemampuan mereka, meski jumlahnya sedikit,” jelas Ernawati.

Kini, hasil kerja keras itu terlihat nyata. Kabupaten tempat Ernawati tinggal mampu menghasilkan hingga 4 ton ikan patin setiap hari. Panen dilakukan bergiliran di setiap desa, sehingga pendapatan masyarakat bisa terjaga sepanjang tahun.

Tak berhenti di situ, Ernawati juga ikut menyebarkan ilmu. Ia mengajarkan cara mengelola penyakit ikan dan memperkenalkan sistem peringatan dini berbasis Android yang dipelajarinya dari rangkaian pelatihan FAO. Teknologi sederhana itu membantu petani mengurangi risiko kerugian.

Lebih dari itu, Ernawati menggandeng 19 perempuan untuk mengolah hasil panen menjadi produk siap jual. Abon ikan, kerupuk, hingga nugget berbahan patin kini menjadi produk unggulan yang dipasarkan, bahkan secara daring.

Dari sebuah lahan kosong, Ernawati telah menumbuhkan harapan baru. Kisahnya menjadi bukti bahwa dengan ketekunan, inovasi, dan semangat berbagi, perempuan desa pun mampu memberi dampak besar bagi ketahanan pangan dan ekonomi komunitasnya.

“Selama ada harapan dan keberanian untuk mencoba, tidak ada yang sia-sia,” tutup Ernawati, tersenyum di tepi kolam yang kini penuh dengan kehidupan.

 

 

Pos terkait