VOJNEWS.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi melaporkan bahwa tinggi muka air Sungai Batanghari saat ini masih berada pada level aman. Namun demikian, pemerintah tetap meminta masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi banjir luapan masih dapat terjadi kapan saja.
Kepala BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah, mengatakan ketinggian muka air Sungai Batanghari saat ini berada di posisi 9 meter, masih di bawah ambang siaga satu yang ditetapkan pada angka 11 meter.
“Tinggi muka air masih di bawah siaga satu, masih di posisi sembilan, sementara yang perlu diwaspadai adalah posisi 11,” ujarnya, Jum’at (5/12/2025).
Dari 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi, baru Kabupaten Sarolangun dan Tebo yang telah meningkatkan status dari kesiapsiagaan menjadi siaga darurat. Kenaikan status diperlukan untuk memperkuat koordinasi dan percepatan langkah penanganan, terutama menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di tengah meningkatnya intensitas hujan beberapa hari terakhir.
Bachyuni mendorong daerah lain segera menaikkan status siaga agar penanganan berjalan dalam satu komando dan lebih efektif.
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Provinsi Jambi telah menggelar apel siaga dan mendirikan posko induk. Selain itu, alat komunikasi radio portabel (handy talkie) juga disalurkan ke kabupaten/kota untuk memperlancar koordinasi para bupati dan wali kota di lapangan.
Dalam rapat bersama BMKG Jambi, disampaikan bahwa curah hujan rata-rata telah mencapai 300 milimeter, menandakan peningkatan intensitas hujan yang signifikan. Sementara itu, data dari stasiun pompa Tanggo Rajo menunjukkan ketinggian permukaan Sungai Batanghari berada pada angka 9,03 meter, masih di bawah batas siaga satu.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Tebo juga memperketat pengawasan terhadap debit Sungai Batang Tebo. Kepala BPBD Tebo, Joko Ardiawan, menyampaikan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan permukaan air yang melintasi sejumlah wilayah pemukiman.






